KARAENG GALESONG PUTRA SULTAN HASANUDDIN
Karaeng Galesong, yang bernama lengkap I Maninrori I Kare Tojeng Karaeng Galesong (lahir pada 29 Maret 1655 di Bontomajannang Pabbineang, Bontolebang Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dan wafat di Ngantang, Malang, Jawa Timur 21 November 1679) adalah seorang laksamana angkatan laut Kesultanan Gowa yang terus melakukan peperangan di laut melawan VOC bahkan setelah Perjanjian Bongaya 1667 ditandatangani.
(ASAL USUL)
Karaeng Galesong adalah seorang bangsawan Gowa yang mengejar VOC (Kongsi Dagang Hindia Belanda) hingga ke tanah Jawa.
Karaeng Galesong lahir pada tanggal 29 Maret 1655 dengan nama I Maninrori. Karaeng Galesong merupakan putra sulung Sultan Hasanuddin dari istri keempat yang bernama I Hatijah I L'omo Tobo.
Karaeng merupakan gelar bangsawan Makassar, sedangkan Galesong adalah nama salah satu wilayah kekuasaan Kesultanan Gowa-Tallo. Jiwa pejuang dari sang ayah, Sultan Hasanuddin, menurun ke Karaeng Galesong.
(KARIR MILITER)
selain sebagai anak Bangsawan Gowa-Tallo Karaeng Galesong juga dikenal sebagai ahli militer terutama laut beliau sangat handal dalam perang laut sampai mendapatkan pangkat perwira.
(PERANG DENGAN VOC)
Empat tahun setelah Perjanjian Bongaya ditandatangani pada tahun 1671, Karaeng Galesong memutuskan pergi meninggalkan tanah leluhurnya dan berlayar ke arah barat untuk menyusun strategi dan melanjutkan perlawanan. Karaeng Galesong berhasil mendarat bersama rombongannya di Pelabuhan Banten pada bulan Oktober tahun 1671. Tujuan kedatangan Karaeng Galesong ke Banten adalah untuk membantu Sultan Ageng Tirtayasa melawan VOC. Pertempuran yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan VOC dikenal sebagai Perang Banten.
Di tengah berlangsungnya Perang Banten, Raden Kejoran, mertua dari Raden Trunojoyo yang sedang mempersiapkan pergerakan melawan Prabu Amangkurat I dari Kesultanan Mataram, datang untuk meminta bantuan. Raden Kejoran kemudian mengutus Karaeng Galesong untuk membantu Raden Trunojoyo melawan VOC di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di bawah kepemimpinan Karaeng Galesong aliansi mereka berhasil mencapai kesuksesan besar. Sebagian besar kota di pesisir Jawa, beserta Pasuruan berhasil direbut dari tangan VOC. Lebih lanjut, pada Mei 1676, Belanda kembali merebut beberapa wilayah di Jawa Timur dan memaksa Karaeng Galesong melarikan diri ke Madura. Bukannya kabur, Karaeng Galesong dan Trunojoyo justru menyerang Jawa Timur dengan mengerahkan pasukan gabungan dari Madura, Makassar, dan Surabaya yang berkekuatan 9.000 tentara. Lalu, pada bulan Oktober taun 1676, pasukan Mataram dan Belanda berhasil dikalahkan dalam Pertempuran Gegodog yang diikuti dengan serangkaian kemenangan di pihak Trunojoyo dan Karaeng Galesong.
(MEMBANGUN BENTENG)
Karaeng Galesong pernah mendirikan Benteng pertahanan di desa Keper ,Kec.Krembung Sidoarjo yang dulu masuk Area wilayah porong dekat tepian sungai Porong (kali Brantas).
(KEMATIAN)
Karaeng Galesong tutup usia di Malang, Jawa Timur, pada 21 November 1679 akibat sakit. Jasadnya dikebumikan di Ngantang, Jawa Timur.
SUMBER :
WIKIPEDIA DLL